-->

Thursday, July 23, 2020

Belajar Arti Cinta dari Iklan Rokok

Wah  wah kok ya kamu samain cinta ma rokok, Nu?
Apa yang salah gaes, seperti sebuah petuah yang mengatakan kita bisa belajar dari siapapun dan apapun itu, Ya ini salah satunya.

Awalnya waktu itu saya tidur malam lebih cepat dari bisanya, saya juga gak tau kenapa bisa, padahal di siang hari saya sama sekali gak nguli. Sudah pasti konsekuensi terberatnya adalah saya harus rela bangun lebih cepat, otomatis kan. Ya karna bingung mau ngapa-ngapain di tengah malam, dan scroll sosial media juga buat jengah lama-lama, saya berniat nyalain tipi meski bingung juga mau nonton apa.

Sampai muncul tayangan iklan yang gak pernah saya liat sebelumnya. Dibandingkan dengan Iklan yang sering kali bermunculan di siang hari sampai saya hapal liriknya itu seperti " weibe weibe, bebas ongkir mengasyikkan waktu Indonesia Belanja di Tokopedia, Waktu Indonesia Belanja di Tokopedia, Waktu Indonesia Belanja di Tokopedia" bayangin 3 kali dong, sampai iklan pasta gigi, "Yol, jangan cepet-cepet dong makannya kita gak kebagian nih" lewatttt, apa lagi yang satu ini "sosis apaaaa yang disukaiiimuuu.." cukuuupp.
Iklan rokok memang beda, tayangannya beuh aestetik, dengan model cowok yang tampan lagi berotot sedang naek sepedaan dilereng gunung, balap-balapan, sendirian tapi, ini mah tidak usah diulang sampai tiga kali juga bisa membekas dalam memori.

Ya memang jadwal penayangan iklan rokok sudah diatur dalam undang-undang yang hanya diputar saat jam tengah malam. Juga kalau diperhatiin gak ada satupun tayangannya yang menampilkan orang yang sedang merokok. Wah kok bisa ya. Padahal salah satu ilmu marketing yang saya pelajari kemaren itu, jelas-jelas menjelaskan bahwa agar produk kita diminati dan dilirik oleh segmen pasar kita perlu menggembor-menggemborkan tampilan dan keunggulannya. Lah ternyata rokok punya cerita yang berbeda. Nyatanya ada beberapa ilmu memang punya pengecualian.

Dari situ kita bisa memetik arti mencintai dan menjalankan asmara layaknya iklan rokok. Jam tayangnya dibuat khusus bisa kita maknai dalam hubungan bahwa jika kita mencintai seseorang, kita hanya butuh quality time bersama sesekali, gak usah keseringan. Serius. Dalam hubungan, jengah dan rasa bosan pastilah ada. Chatting keseringan aja bisa bosan, apa lagi ketemu sepanjang waktu. Mumet. Apa lagi yang namanya perjalanan cinta-cintaan itu juga butuh yang namanya modal. Kalau ketemunya hampir efridei yang dibahas juga gak ada faedahnya sama sekali saya rasa, cobalah pikir ulang saudara-saudara. Masih untung kalau duit yang dikeluarin adalah duit hasil keringat sendiri, lha wong kalo masih minta sama orang tua, malu bos, diumur sekarang ye kan.

Tayangan rokok juga tidak pernah nampilin orang  sedang merokok, gak ada api gak ada asapnya, wah rokoknya kemana?. Itu memberikan kita kesadaran bahwa, mencintai tidak usah banyak-banyak disebar sana sini. Tidak usah selalu dipamerin layaknya sebuah pertunjukan. Gak ada yang peduli boskuh. Dari sisi yang realistis, kita barang tentu sepakat bahwa juga dicintai dengan orang yang kita sukai itu memberikan kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri, saya paham. Tapi, apa untungnya dan apa imbasnya sih jika diumbar-umbar. Yang terpenting menurut ku sahabat dan temen terdekat kita taulah bahwa kita sedang serius dengan seseorang. Atau lebih okenya, bisa juga yang tau itu hanya kalian berdua. Masa batang rokok lebih ikhlas dari kita sih.

Padahal dalam mencintai yang dicari adalah kemistri satu sama lain. Kita bisa saja melihat bahwa orang yang kita kagumi itu punya sesuatu yang membedakan dia dari kebanyakan kawla muda. Karena menurutku pasangan hebat adalah dia yang bisa dimintai pendapat. Kita sama-sama bisa saling mendukung dan fokus juga dalam mengembangkan diri. Dalam story wa teman saya, yang saya tau punya kisah asmara, hampir setiap hari buat quotes cinta-cintaan, merasa dikhianatilah, gak dipeduliinlah, sampai status online tapi gak nge-chat juga bisa dipandang musibah, dalam hati saya membatin, sungguh prihatin sekaligus juga bisa naikin tensi. Akhirnya saya mute dong. Plislah, sist, gak ada laki-laki yang suka drama, apalagi menjadi cewek manja di lini masa. 

Saya tau, kriteria yang bisa membekas dihati, bagaimana cara mencintai, dan jalinan asmara mungkin berbeda-beda setiap orang, persis dengan rokok yang satu sama lain  tidak pernah sama baik kemasan, harga dan konon katanya juga dari sisi rasa. Tapi kisah cinta seperti layaknya tayangan iklan rokok menurut saya pribadi punya nilai tersendiri. 

Penjelasan saya diatas boleh juga ya, oskadon sp pancen oye (iklan guys).

Btw, saya tidak suka rokok tapi saya menyayangi semua orang. Saya bisa menghormati perokok bila ia juga bisa selektif memilih tempat khusus untuk merokok. Dan saya juga tidak pernah melihat kualitas seorang laki-laki dari apa ia perokok atau tidak. Sebab, yang bisa diunggulkan dari makhluk yang satu itu adalah kematangan berpikirnya. Bagaimana mylov? 

See you...


Kawan berfikirmu

0 comments:

Post a Comment