-->

Friday, October 2, 2020

Seperti Apa Kamu Ingin Dikenang?


"Kita tidak akan dikenang, kalau kita tidak pernah diingat"

Acap kali maut tak memandang usia setiap kali ia ingin menyapa. Datang tiba-tiba, siap tidak siap, kalau telah sampai dibatas paling akhir kehidupan sudah waktunya kita pergi. Seperti dalam ingatan, mungkin satu, dua orang terdekat, atau kawan yang sempat dikenal, masih muda dan sehat, malah memberikan kabar duka diberita terakhirnya. Kita tak lagi sempat mengulang cerita bersama atau sesederhana bertanya perihal kabarnya, namun harus ikhlas merelakan bahwa sosoknya tak lagi bisa kita jumpai. Kita akan tersadar bahwa yang masih awam tentang kehidupan belum tentu akan pergi belakangan.

Ketika sosok "kita" tak lagi bisa dijumpai dalam  keseharian orang-orang terdekat, percayalah memori yang paling berkesanlah yang akan selalu mereka ingat. Kita semua pasti meyakini bahwa setiap manusia memiliki impiannya masing-masing tentang bagaimana cara mereka akan dikenang, dan semuanya pastilah menginginkan dengan cara dan dengan hal yang baik-baik saja.

Ternyata mengenang seseorang tidak hanya berlaku bagi ia yang dikenal saja, tetapi juga bagi mereka yang tidak kita kenal sebelumnya, nama orangnya, tidak tahu pribadinya, hanya karena kita pertama kali bertemu dan mungkin juga untuk yang terakhir kalinya, kesan yang mereka berikan begitu dalam terekam dalam pikiran. Mereka akan selalu diingat karena perkataannya atau tindakannya yang kesemuanya tentu adalah sebuah kebaikan. 

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, beberapa kali saya bertemu dengan orang yang hangat pembawaannya, tutur katanya menenangkan, tatapannya meneduhkan. Seperti saat itu di bandara misalnya, perjalanan dari Yogyakarta menuju Makassar, kebetulan pesawat kami saat itu yang seharusnya take off jam 8 malam lebih, namun  delay, dan terpaksa harus berangkat jam 2 dini hari, padahal sebelumnya saya dan dua orang teman sudah deg-degan akan ketinggalan pesawat sebab start dari hotel ke bandara itu sekitar jam 7 lebih hampir jam 8, sungguh pikiran kami yang sudah carut marut dan perasaan kami yang sudah kalut sekali. Pada saat di gate, sehabis mengaji saat itu, seorang nenek yang duduk di samping saya sedari tadi bersama seorang kakek itu tegur sapa duluan, bertanya mau kemana, ya saya jawab ke Makassar, dan ternyata tujuan kami sama. Kami mulai bercakap, beliau bertanya kembali untuk apa di Jogja, semester berapa,orang mana, tinggal dimana di Makassar, dan lain sebaginya. Dan lumrahnya sebuah percakapan yang hendak diteruskan, saya juga harus nanya balik, ternyata nenek ini dan suaminya orang Bulukumba (wah bukan kebetulan sekali) mereka pulang dari Palembang setelah menghadiri acara pernikahan keluarganya dan saat itu transit di Jogja. Hingga pada akhirnya, nenek itu bercerita dalam dialek bugis yang saya artikan begini " menyekolahkan anak memang bukan pekerjaan yang mudah,dan tidak bisa dibilang gampang, tapi InsyaAllah kalau orang tua ikhlas akan berbuah yang baik juga. Anak saya dua-duanya dokter Alhamdulillah sekarang sudah bekerja di Rs. Wahidin, satu alumni Unhas satu dari UMI. Tidak terhitung berapa kali kita (kakek nenek) menjual sawah dan barang-barang rumah waktu mereka kuliah. Tapi Alhamdulillah Allah akan selalu bantu kita. Anak saya sudah berangkatkan saya haji, sudah beri saya dan bapak makan. Dan sekarang sudah tidak ada lagi yang saya pikirkan selain mendoakan mereka.  Begitu juga pasti kamu. InsyaAllah".  Percakapan kami terus mengalir dengan tentu saja pelajaran berharga dan banyak pesan kehidupan sudah saya dapatkan darinya, semoga beliau selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam hidupnya. Aamiin.

Tidak hanya itu, di lain kondisi setelah saya bimbingan proposal tidak lama ini, saya hendak pulang dari rumah dospem yang letak rumahnya luar biasa jauhnya dari kampus. Saya hendak pesan ojol sambil berjalan keluar dari blok rumahnya, belum sempat memesan, eh ada angkot lewat wah rejeki anak sholeha. Saya bertanya donk "ini berhenti dimana Pak?" Malah bapaknya nanya balik "kamu mau kemana?" Ya saya jawab unhas. Beliau langsung  saja suruh naik, waduh. Penumpang yang sudah ada di dalam angkot itu semuanya adalah karyawan salah satu mall di daerah situ mungkin sudah di carter kali ya, karena yang saya tahu area situ memang tidak dilewati pete-pete (angkot khas Makassar). Setelah penumpang itu turun tinggal saya sendirian (untung siang hari kalau malam hari mungkin ayat kursi tak putus-putus saya baca dalam hati). Kemudian Bapaknya bertanya "dari mana tadi?" , ya saya jawab, "habis bimbingan sama dosen pak" . "Ooo sudah semester akhir ya, anak saya juga sudah skripsi dan lagi bimbingan-bimbingan begitu, tapi dosenmu jauh sekali, unhas ke sini, tidak lama lagi itu selesai". Wah apa yang bapak itu katakan secepat kilat saya Aamiinkan. Sampai pada titik pemberhentian, saya bilang terima kasih. Selanjutnya saya menunggu angkot dengan kode Unhas eeh tau tau bapaknya turun, ternyata hanya mau memberhentikan angkotnya (saya bilang dalam hati, ya Allah pak, saya tau cara ambil pete-pete :> ). Setelah naik ke pete-pete saya bilang terima kasih banyak sekali lagi, dan berdoa dalam hati semoga Bapak tadi mendapatkan rejeki yang berkah dan urusan anaknya juga dimudahkan. Aamiin.

Itu hanya dua sosok dengan kesan kebaikan yang bagi saya tidak bisa saya lupakan. Masih banyak pastinya kebaikan orang-orang yang tidak pernah saya kenal namun sangat berbekas, bapak ojol yang rela carikan ATM, pengendara di jalanan yang ingatkan untuk hati-hati dengan rok yang saya pakai, seorang jamaah langsung menghamparkan sajadahnya ketika  melihat  saya shalat  tanpa sajadah, dipersilahkan untuk check in lebih duluan karena waktunya mepet padahal antrinya paling belakangan, dan kebaikan lainnya. Ada satu yang pasti tentang semua itu, bahwa kesan yang baik akan selalu diikuti feedback perkataan yang baik. 

Setiap kebaikan yang mereka berikan tentu saja sangat mempermudah urusan kita, sangat  mempengaruhi perasaan kita, dan tidak ada balasan kebaikan kepada mereka kecuali kebaikan pula. Dan cara yang paling terbaik untuk mengenang seseorang adalah dengan Do'a yang dipanjatkan untuk mereka. Disini saya mulai paham, bahwa seburuk-buruknya seorang manusia, masih ada hal baik dalam dirinya, dan semudah-mudahnya kita dikenang dan sesusah-susahnya kita dilupakan adalah kebaikan yang sudah kita ciptakan. 

Lanjut, saya pikir begini, orang yang tidak kita kenal saja masih bisa dengan mudah kita ingat apalagi untuk kehadiran kita ditengah orang-orang yang memang tau dan paham tentang diri kita. Ternyata semua hanya perkara bagaimana kita memberikan kesan yang baik walaupun sederhana, hingga pada saat  mata tertutup untuk terakhir kalinya, kita punya bekal bagaimana cara kita dikenang.

Semoga dari tulisan ini kita bisa mengambil pelajaran ya teman-teman. Oia, kode pete-pete dari dan ke Unhas itu 02, 05, dan 07 Hehe.

See you




 

Kawan berfikirmu

0 comments:

Post a Comment