-->

Friday, April 23, 2021

Kok Ada yah, Orang Seperti Nicholas Saputra?

Saya heran? Ya wajar. Ditengah sejuta karakter manusia yang bermukim di planet ini, mulai dari yang baik aja sampai nyebelinnya tingkat ubun-ubun, eeh ternyata ada Dia, Nicholas Saputra yang nampaknya sebagai oase di padang gurun yang panas. Coba bayangkan setiap apa yang dia kerjakan langsung rame, tranding. Bukan viral karena konten yang bodoh ya, tapi karena kebaikan hatinya.


Nicholas Saputra, pemain Rangga di AADC, pemeran Soe Hoek Gie dalam Catatan Seorang Demonstran, dan beberapa karyanya dalam perfilman, memang selalu menarik perhatian hal layak ramai. Pasalnya dengan karakter dia yang apa adanya, dan tidak banyak mengumbar kehidupan pribadinya, sukses membuat orang-orang menaruh hati padanya. Alumni Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini (weis tau ya saya) juga didaulat menjadi duta Unicef untuk pendidikan, ia juga concern terhadap masyarakat pedalaman, budaya, sampai kampanye lingkungan. 


Nah baru-baru ini, namanya tranding di twitter , tau dong ya, kalau bang Nichol lagi antre buat divaksin. Yang namanya publik figur, terkenal, dia sudah diminta beberapa kali untuk langsung maju, Eh, dia malah bilang "tidak usah terima kasih, saya antre saja", coba kalau artis yang lain dikasih karpet merah? Minta tambah. Tidak hanya itu, ibu" yang mengunggah juga bilang kalau, Ia juga membelanya pada saat ingin di sela, dengan mengatakan "Ibu ini udah disela 2 kali lho". Wah, sederhana namun rasanya kok menenangkan. Mungkin kalau orang lain menganggap itu bukan urusan saya dan akhirnya masa bodoh.


Perihal antri memang tidak semua orang bisa. Saya ingat sampai sekarang, saat menjadi pengurus OSIS pas SMA, masa pendaftaran  siswa baru memang waktu-waktu hecticnya kita, apalagi dilaksanakan pas bulan puasa. Nah pas pendaftaran gelombang kedua, ada seorang guru yang menyodorkan saya sobekan kertas yang sudah tertulis empat nama siswa berikut nomor pendaftarannya, dengan maksud untuk memanggil nama-nama itu terlebih dahulu daripada yang lain. Ya secara aturan kan sudah salah, map paling dibawahlah yang harus diprioritaskan. Tapi karena saya belum punya keberanian kayak kakak Nicholas ini, ya akhirnya saya lakukan. Maafkanlah saya untuk orang tua murid diluar sana. Terkait sekolah saya, biar kakak Nicholas saja yang tau. Budaya-budaya yang maunya duluan, main serong sembarangan, seharusnya memang sudah minggat dari kehidupan kita gak sih, Malu.


Bukan hanya itu, namanya juga langsung tranding pada saat Ia berani menghalau pengendara motor yang naik ditrotoar jalan, kan bukan fungsinya yak. Dia yang menaruh perhatian pada hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan dan memperingati itu memang adalah makhluk yang langka, dan hanya 1% di muka bumi. Sampai-sampai bung Fiersa juga bilang, betapa indahnya ciptaan Tuhan, buat Nicholas Saputra. 


Ada cerita lain juga, tentang kehidupan SMA nya yang begitu care sama doinya. Walopun belum dikonfirmasi ya kebenarannya sama mas nichol, tapi bikin kesemsem bacanya. Tapi cukup, kita lagi puasa. Ya cari sendirilah. 


Nicholas Saputra  sangat aktif mengkampanyekan tentang pentingnya menjaga lingkungan mulai dari sampah plastik sampai perubahan iklim dari taraf lokal hingga internasional, kritis terhadap perkembangan dunia pendidikan dari buta huruf sampai pemenuhan akses fasilitas sampai ke pedalaman. Dan juga total dalam membuat sebuah karya, seperti film yang diproduserinya, Semes7a.  


Ya begitulah Nicholas Saputra, aktor yang jauh dari sensasi namun penuh prestasi, dengan good attitudenya memang sudah layak disebut figurnya publik. Dengan apa yang ia sudah lakukan sampai sekarang, terlepas bagaimana nanti ya itu urusan lain. Seru kali, buat event dan narasumbernya mas nichol ini, dan saya sebagai panitia, biar bisa foto gitu. Atau mungkin, biar bisa sapa, saya harus lari ke hutan lalu ke pantai, ya mas nichol?


Dan mungkin kalau adik-adik sampai emak-emak ditanya apa kepanjangan NS sudah tau kali yha, yang pasti bukan Nur Susilawati tapi Nicholas Saputra. Hihi


Ini nih, panjang umur hal baik.



Kawan berfikirmu

0 comments:

Post a Comment