-->

Wednesday, June 9, 2021

Tidak Habis Pikir

 

Saya menulis ini dengan rasa marah, geram, dan entahlah perasaan campur aduk, yang saya sendiri tidak habis pikir. Daripada saya hanya mengutuk, nanti bicara kotor, lebih baik saya tuliskan saja. 


Beberapa hari yang lalu, di daerah perantauan saya  terjadi aksi perampokan di salah satu kamar kos, daerah Antang, Gowa, Sulawesi Selatan. Korbannya tak lain seorang mahasiswi yang seorang diri menempati kamar tersebut. Tidak hanya tindakan perampokan, nyatanya aksi ini disertai dengan tindakan pemerkosaan. Pelakunya dari kabar terakhir berjumlah dua orang. Satu bertindak mengawasi area depan kos dan satu lagi sebagai eksekutor, yang diketahui sudah berulang kali melakukan tindakan tersebut. 


Aksi ini bukan lagi terbilang bejat, tapi memang sungguh sangat biadab. Pelaku dalam pantauan cctv melancarkan aksinya dengan sangat tenang, berjalan, melompati pagar sampai mencungkil jendela, terlihat sangat profesional.  Laptop, uang, dan barang berharga lainya digasak, dan aksi pemerkosaan yang dilakukannya dengan  mengancam korban menggunakan benda tajam jika nanti berteriak. Padahal saat kejadian korban diketahui sedang datang bulan. Ya Tuhan. Tidak hanya itu, rasa geram saya juga pada saat penangkapan pelaku oleh polisi. Dari potongan tayangan yang beredar, Istri pelaku, menangis tersedu-sedu memohon agar penangkapan suaminya dilakukan dengan tidak menyakiti, atau dalam bahasanya ya biasa-biasa saja. Saya tau perasaan sayang, tapi ini sebagai perempuan atau bisa dianggap, bagaimana perasaan, ibu tersebut jika memiliki anak perempuan? Seharunya ibu itu melihat lebih jauh, tindakan suaminya bukan lagi tentang makan yang haram, tapi tindakan paling tidak terpuji yang pernah dilakukan laki-laki.


Hari itu bisa dipastikan hari paling suram dalam hidup sang korban. Bagaimana tidak, niat merantau, jauh dari orang tua untuk menjalani pendidikan harus menelan pil pahit. Mungkin kita, bahkan dengan perenungan paling dalam tidak mampu membayangkan perasaannya yang diliputi trauma dan luka mendalam sampai saat ini. Malam-malam berikut yang dilaluinya adalah malam-malam menakutkan yang harus dihadapi. Hari-hari paling berat yang harus dilalui.


Saya dan kita semua pasti mengharapkan pelaku dihukum seberat-beratnya di tangan hakim dan juga Tuhan selalu mendengar dan tidak pernah tidur. Untuk korban, semoga Tuhan titipkan kekuatan sedalam lautan, semoga mimpi dan cita-citanya tetap berhasil ia gapai walau dengan perasaan yang dipikulnya, dan keluarga korban diberi kesabaran seluas-luasnya. Aamiin


Pada saat semester awal, pertama kali jauh dari orang tua, hampir setiap malam saya selalu ditelpon hanya untuk mengingatkan dan  memastikan pintu dalam terkunci, jendela tertutup rapat, pastikan teman samping kamar ada atau tidak ada. Pesan yang lama-kelamaan rasanya pernah kubalas dengan berat dan "iye iye saja". Baru saya sadari, ternyata, perasaan orang tua adalah perasaan paling luas, tulus,  demi menjaga keamanan sang anak. 

Tips aman ngekos untuk teman-teman, adik-adik, dan siapapun itu.

1. Selalu pastikan kamar dalam keadaan terkunci always, lebih baik lagi jika keamanan ganda.

2. Punya kunci pagar sendiri (kalau bisa)

3. Simpan nomor telpon ibu/bapak kos, dan teman samping kiri kanan kamar.

4. Ketahui selengkap-lengkapnya lingkungan kos

5. Jendela tidak usah dibuka, pasang mati saja (panas? Nyalakan kipas angin nomor 3 paling kencang).

6. Selalu berdo'a


Semoga kita semua, selalu dilindungi oleh sang Maha Pelindung. Aamiin


Kawan berfikirmu

0 comments:

Post a Comment