-->

Friday, January 17, 2020

Untuk Kita yang Merasa Gagal


Halo, salam hangat. 

Apa sih definisi gagal menurutmu?. Ada yang melihat kegagalan adalah sebuah batu loncatan, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, atau pun juga melihat kegagalan adalah akhir dari segalanya. Gagal dalam artian apapun pasti menyedihkan. Dan fatalnya lagi, hampir semua orang pernah mengalaminya. 

Kegagalan dalam hidup banyak rupanya. Gagal meraih impian, gagal dalam pekerjaan, gagal dalam pernikahan, gagal menjadi orang tua yang baik, ataupun juga gagal menjadi manusia yang bisa menjaga kodratnya, dan kegagalan-kegagalan lainnya. Sakit, putus asa, tidak percaya, jatuh, dan menganggap semuanya adalah ujung. 

Benarkah semua itu adalah bentuk kegagalan? 

Gagal meraih impian. Impian yang sudah kita bangun begitu lama, begitu bersemangat meraihnya, menuangkan segala kemampuan, dan mengorbankan segala macamnya, baik materi, waktu dan tenaga, yang kita percaya bahwa hasilnya nanti adalah sorakan kemenangan, tepuk tangan, dan senyum orang-orang tersayang, yang pada akhirnya kekalahan lah yang kau bawa pulang, yang memukul mundur dirimu dan mengoyak perasaanmu. Ketika kita telah yakin dan percaya dengan begitu hebatnya, bahwa kita bisa melakukan dan meraihnya namun hasil berkata sebaliknya, maka ucapan "gagal" kemudian keluar menghantui diri, baik dilontarkan dari kita sendiri ataupun dari orang-orang terdekat. Kata itu kemudian melahirkan kata-kata mengerikan berikutnya, "dasar payah, lemah, bodoh, dan tidak berguna". Apa yang harus kamu lakukan? Terkadang kita mencoba peruntukan yang kedua kalinya, atau membuka pintu lainnya, yang memaksa kita untuk melupakan dan "mengubur" dalam-dalam impian itu. Tidak masalah, toh Tuhan Maha Melihat segala usahamu, jika memang bukan diperuntukkan untuk mu, maka tidak akan pernah berada dalam genggamanmu. Selama niatmu baik, percayalah Tuhan berada di sisimu, sebab yang saya tau, Dia hanya menyuruh kita jangan kalah sebelum bertempur, bukan harus menang dalam pertempuran. 

Gagal dalam pekerjaan. Untuk kalian yang sudah jenuh dengan rutinitas pekerjaan, yang rasanya hanya tua di jalan, sibuk mencari materi menghidupi diri dan keluarga mati-matian, ingin resign, gaji pas-pasan, cemo'oh dan hubungan yang buruk dengan kawan dan atasan, merasa tidak sesuai dengan keahlian dan diluar batas kemampuan, dan akhirnya melihat diri gagal dalam pekerjaan. Coba tanyakan pada diri, " apa yang sebenarnya kamu cari?. Kamu mungkin hanya kurang bersyukur, malas mengukur diri, manajemen waktu yang buruk, sedikit egois memahami karakter orang lain, dan juga tidak pernah memberikan penghargaan untuk diri sendiri. Bukankah kita masih lebih beruntung, dibanding mereka yang pada akhirnya harus menerima surat PHK? Atau mereka yang masih berjuang menyodorkan amplop cokelat ke sana ke mari untuk sebuah pekerjaan?. Sisihkan waktumu untuk bisa bertanya, "apakah ada yang salah dari aku?". 

Gagal dalam pernikahan. Untuk cinta yang telah kalian pupuk yang akhirnya bersemai dalam pernikahan, yang kalian begitu dambakan, saling berjanji menyayangi dan mengasihi dalam suka maupun duka, menerima dalam susah maupun senang, sehat ataupun sakit, menerima pasangan apa adanya, yang pada akhirnya juga berujung pada kursi pengadilan, sebab kepercayaan mulai pudar, cek-cok tak terleraikan, dan tidak mengenal lagi diri pasangan. Yup, kalian belum beruntung dalam bahtera rumah tangga kali itu. Namun itu bukan akhir, Tuhan mungkin saja ingin memberitahu mu bahwa dia tercipta bukan untukmu, dan diluar sana ada yang lebih tepat mendampingi mu. 

Gagal menjadi orang tua yang baik. Saya pernah melihat tayangan televisi dimana seorang ayah dan ibu  mengatakan dirinya telah gagal menjadi orang tua yang baik, hanya karna tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarganya, seorang ayah yang memvonis dirinya sendiri dengan rasa penyesalan yang teramat dalam sebagai ayah yang buruk dan dikutuk, sebab berhasil menghilangkan nyawa anak-anaknya, dan fenomena-fenomena yang berseberangan dengan pikiran logis lainnya tentang status orang tua. Kita yang masih percaya akan adanya Tuhan, perlu pula meyakini bahwa raport baik dan buruk penilaiannya itu ada di akhir, selama kita mau berusaha dan memperbaiki diri, Tuhan tidak pernah lupa mencacat dan mengubah nasib diri. 

Gagal menjadi manusia yang bisa menjaga kodratnya. Penjara adalah tempat untuk mereka yang diketok palu telah bersalah, melakukan kejahatan yang bertentangan dengan aturan. Yang menjatuhinya pun bukan sembarang orang, namun mereka yang disebut "Wakil Tuhan". Seorang pencuri, pemerkosa, pembunuh, pengedar, pembohong, penghasut, dan segala bentuk kejahatan lainnya, berkumpul disana, entah dihukum sekian tahun atau akhirnya tewas karena peluru. Apakah itu gagal menjadi manusia? Tentu tidak. Jika takdir itu diterima dan disesali, dijalankan dan mau memperbaiki diri, percayalah bahwa kalian mendapatkan pengadilan pembersihan diri lebih awal dibanding yang lain. 

Ya, benar, kata gagal muncul karena ada masalah. Masalah yang tidak pernah kita minta-minta datangnya. Kita yang pernah gagal membuktikan bahwa kita pernah mencoba. Kita merasa gagal supaya kita segera berbenah. Ketika kita berada pada kondisi itu, please, mengakhiri dengan cara paling tragis bukanlah solusi yang manusiawi. Ceritalah pada orang yang tepat, yang bisa membuka telinga lebar-lebar dan menutup mulut rapat-rapat. 


Tulisan ini saya persembahkan untuk kita semua yang pernah mendapatkan kata gagal atau hari ini berada pada kondisi itu. Untuk kalian yang merasa gagal menjadi juara kelas, gagal dalam ajang perlombaan, gagal dalam seleksi CPNS, gagal dalam pendaftaran polisi/TNI, orang tua yang menganggap dirinya belum hebat, pekerja yang menganggap dirinya sia-sia, dan kalian yang menganggap dirinya berbalut penuh dosa. Kita semua hanyalah Manusia.

Kawan berfikirmu

0 comments:

Post a Comment