-->

Wednesday, July 22, 2020

Apa Mau Diri

Now Playing: Membasuh - Hindia 🎶

Saya tidak habis pikir untuk kali pertama mendengar lagu ini bisa langsung membuatku jatuh hati. Buru-buru masuk playlist, selalu diputar untuk menemani rutinitas sehari-hari, hampir setiap hari. Membersamai kala revisi, atau sambil nge-teh di sore hari, maklum mahasiswa tingkat akhir yang harus rela pulang kampung lebih awal karena pandemi. 

Isi lagunya menurutku memang related dengan hidup yang saya atau kita alami. Menggambarkan bagaimana kita sebagai manusia tidak melulu memperhitungkan apa-apa yang sudah terjadi, masih bisa memberi walau sedikit memiliki, masih bisa menyemangati walau kita juga sedang sakit hati ambyar-ambyarnya hati, ikhlas melepaskan apa-apa yang sudah berlalu, segala yang terjadi mutlak diterima dengan bentuk penerimaan yang paling dalam. Meminta kita membaca makna hidup dalam setiap perjalanan masing-masing.

Hidup memang paling lihai memainkan perasaan kita sebagai daftar pemain. Mungkin baru kemarin diri diliputi kesedihan karena luka kehilangan dan dikecewakan harapan, namun hari ini dihadiahi segenggam kebahagiaan. Entah esok masih bertahan di tempat yang sama atau nantinya kembali berubah, namun yang pasti ia akan selalu seperti bianglala yang terus saja berputar, hari demi hari.

Dalam hidup, seiring berjalannya waktu dan lahirnya beragam pilihan yang beradu, saatnya kita mengambil sikap lebih bijak memaknai satu persatu. Langkah kaki mungkin masih terasa ringan tempo lalu, bergelut dengan rutinitas sehari-hari, kuliah, organisasi, sana sini haha hihi. Jika membuka kembali catatannya,  kita barang tentu ingin mengulanginya satu persatu. Kesibukan yang rasanya memacu adrenalin kita untuk menjadi pribadi yang bisa bertanggungjawab selalu. 

Namun namanya waktu ia tidak bisa ditawar untuk barang sejenak diminta berhenti ataupun juga berjalan lebih lambat dulu. Memperbaiki apa-apa yang dianggap kurang maksimal kala itu. Tapi ritmenya selalu berpacu dan mendorong kita untuk menyesuaikan dengan apa-apa yang diminta untuk didahulukan, dikerjakan sesegera mungkin terlebih dahulu. Dan pada akhirnya yang keluar adalah keputusan-keputusan beratlah yang memang selalu menjadi juara nomor satu. 

Maka yang diminta adalah mari keluar dari zona nyaman dan mulailah mengisi daya untuk tidak hanya sekadar diam di tempat. Saya teramat percaya jikalau kita inginkan hasil yang berbeda, kita perlu melakukan cara yang tidak lagi sama. Jika kawan sudah mengambil dua langkah di depan, bukan berarti kita harus tiga langkah mendahului, tapi pastikan diri bahwa kita juga musti sudah bergerak. Jelas ini bukan tentang sebuah arena perlombaan, sebab yang dijalani tidak pernah menghasilkan pemenang atau pihak yang dikalahkan. Tapi tentang perjuangan memacu dan melihat ketangguhan diri, dan pada akhirnya semua memang tentang kita, tentang diri sendiri.

Pada akhirnya hidup memang perihal menunggu giliran. Giliran siapa yang lebih maju duluan atau masih rela lebih lambat tertahan. Mereka demikian bukan karena tanpa alasan dan tanpa perjuangan. Yang lebih dulu mencicipi manisnya perjuangan mungkin mereka yang rela bertaruh jam tidur yang lebih sedikit, jadwal makan yang berantakan, kuat menanggung sakit hati dari cercaan luar, dan lebih keras dalam hal usaha. Yang lambat tertahan, mungkin belum melalui itu semua. Dan kata giliran memang selalu lekat dengan nomor antrian. Maka sejauh mana langkah kita mendekati barisan, atau sejauh mana keberanian kita mengambil nomor antrian.

Jikalau lelah hinggap menyapa, kita juga musti memberi jeda pada diri. Sekuat-kuatnya kita memompa energi untuk sebuah mimpi, jangan pernah lupa bahwa tubuh juga punya haknya sendiri. Sesaat menepi dan memberi arena luas untuk menyediakan waktu spesial untuknya sendiri.

Dalam hal perjalanan menapaki hidup dan pada akhirnya mengerti tentang arti dewasa, kita akan menyadari dan melihat bahwa setiap proses yang berjalan merupakan acara merayakan diri sendiri. Bahwa diri tidak terbentuk dengan hal-hal yang sederhana dan aman-aman saja. Tapi melalui proses panjang dengan usaha yang tidak pernah dikatakan mudah sama sekali.

Mari meyakini bahwa Allah selalu menyiapkan hal manis di setiap ujung perjuangan. Segala usaha akan menjadi hadiah terindah bagi diri yang tidak pernah kenal kata menyerah.

Salam.





Kawan berfikirmu

0 comments:

Post a Comment