-->

Thursday, February 17, 2022

Dear Lullabies
Hai Nu, sudah tugasku menjadi selamat pagimu. Mengantarkan mentari dan membuka gerbang kesempatan secepat mungkin. Bagaimana tidurmu? Lelap?. Aku tidak ingin menyuruhmu cepat bergegas, meskipun ya punggunggmu semakin berat dihantam galaksi dan lidahmu semakin kaku mencicipi serpihan neraka seperti mereka yang tak punya kuasa untuk menolak.

Ada beberapa yang kelihatannya turut kau sedihkan bersamaan pula kau aminkan belakangan. Yang terbaru tentu saja, DGITM tidak lagi dihantui sosok pak Desta, ini berat. Karena apa artinya radio kawula muda tanpa blio kan? Ish. Tapi kau senantiasa bersyukur telah menemukan sebongkah kepingan emas pengganti kesedihan, bakso terenak yang siap kau cicipi sesering mungkin.

Nu, aku ingin kau belajar merayakan sesuatu secara layak. Meskipun kau sudah tenggelam pas dihantam ombak. Aku hanya ingin kau bisa bangun dengan perasaan paling damai, sebab hanya mereka yang berjiwa besar yang bisa melakukan itu. Jangan terlalu tenggelam dengan penyesalan mendalam yang tidak bisa kau ubah. Sebenarnya darimana datangnya segala kesedihan yang kau rasakan? Kau terlalu ciamik, diciptakan dengan cantik berperan pula sebagai pendongkrak atas dirimu sendiri yang sewaktu-waktu tak berdaya. Kau ganjil yang tergenapi. 

Memang, banyak momen yang disesali karena kegagalan mengutarakan apa yang sepantasnya disampaikan. Kata terima kasih, maaf, dan segala ucapan romansa bagi orang tersayang berikut pula sekantong kutukannya. Tapi aku tidak ingin, semua pesan yang terendap di sudut kepalamu itu menjadi mimpi yang menghantui para pecundang yang memilih bungkam, tak terkecuali seperti dirimu. Tapi semuanya tidak berlaku secara permanenkan? mereka tidak stagnan. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

Nu, katanya jika kau terluka saat pemanasan sebelum pertandingan itu bukan salah panitia, bukan pula salah pelatih apa lagi wasitnya, apa hubungannya coba?. Mengakui kesalahan itu satu hal, sedangkan menyadari bahwa kita salah adalah hal yang lain. Jadi ambil saja bagiannya untuk pulih dengan segera. Kau tau juga kenapa dalam pertandingan bola ada tambahan waktunya? Iya, kau tidak tahu. Ini masalah kesempatan untuk memperburuk keadaan atau justru memperbaiki kesalahan. Lihat, kau tidak sudi memperkarakannya. Kau hanya rela memberi garis bawah pada ungkapan “carpe diem, quam minimum credula postero” yang berarti “petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok”. 

Aku sadar kemungkinannya hanya kecil kalau kau akan percaya sama tulisan ini. Salam hangat pagi saat seharusnya bermimpi. Yah, malam-malam kembali menyadarkan kita bahwa waktu akan berkuasa atas segalanya. Aku hanya ingin mengatakan, sekiranya pulpen ada di sebelah sana, mulailah menulis segala-galanya sampai bila-bila. Lanjutkan segala draft tulisan yang masih berantakan yang belum sempat kau tuntaskan. Kau benci segala sesuatu yang tidak selesai, bukan?. 

Mulailah dengan, apakah cincin Saturnus bisa setajam itu?.

Selamat malam, Nu. (~‾▿‾)~
 

Kawan berfikirmu

0 comments:

Post a Comment