-->

Monday, March 2, 2020

MEMBACA

Membaca adalah jendela dunia, namun sering kali  kita lupa bahwa yang namanya jendela juga punya pengaitnya.

Perintah pertama dari Sang Pencipta ialah Iqro' yang artinya bacalah. Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu. Membaca dalam artian tidak selalu tentang tulisan pada kertas, tapi membaca untuk apa-apa saja yang ada di muka bumi, di alam semesta ini.

Perihal membaca sebuah buku, kita bisa mengambil begitu banyak hikmah kehidupan. Nilai-nilai yang bisa ditanamkan dalam diri untuk membentuk kita agar bisa jauh lebih bijak, arif dan juga peduli. Yang bisa saja, pelajaran itu tidak pernah kita dapatkan dibangku sekolah atau ruang kuliah. Perihal cerita hidup tokoh-tokoh hebat, sejarah dunia yang maha dahsyat, kebusukan-kebusukan yang pernah dilahirkan, dan segala macamnya. Membaca buku rasanya seperti membaca diri sendiri.

Namun, berapa banyak buku yang telah kita baca? berapa banyak penulis yang telah kita tahu? Dan seberapa jauh buku telah membawa kita untuk menjadi pribadi yang lebih sederhana, tidak congkak memandang orang lain, dan tidak selalu melahirkan semua perdebatan-perdebatan yang sejatinya tidak perlu dimunculkan.

Seorang filsuf pernah berkata, bahwa semakin banyak kita membaca, semakin paham bahwa kita tidak mengetahui apa-apa. Jadi, seharusnya dengan banyak membaca kita menjadi lebih paham bahwa kita adalah seseorang yang sangat dangkal ilmu pengetahuan dan pemahamannya. Dan seperti pula sebuah padi, semakin berisi semakin menunduk.

Jika membaca telah membuat diri kita sombong, angkuh dan merasa paham dengan semua hal, maka mari hentikan. Pencipta saja sangat tidak suka dengan hamba-Nya yang berjalan di muka bumi dengan sikap sombong. Maka benarlah bahwa, mempelajari adab terlebih dahulu dibanding ilmu, agar kita paham bahwa etika lebih penting dibanding kepintaran.

#selfreminder
Salam hangat.

Kawan berfikirmu

2 comments:

  1. Makin banyak membaca terkadang malah justru jadi berkaca dan lantas malu, sadar kalau diri sendiri ternyata sebenernya bukan apa-apa. Berasa seperti setitik tinda di tengah luasnya kertas HVS. Sampai sekarang saya bahkan sangat struggling untuk memulai membaca.
    Btw, nice post kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thankyou. Betul, kadang semngat banget kadang ogah"an, kadang lupa sama isi bukunya pdhl udah baca, sama kudu sabar juga sih dengan book shaming. Hadeuh😁

      Delete